Horang Kayah

Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa alam semesta ini adalah sistem energi, termasuk tubuh manusia. Sifat energi adalah mengalir kecuali ada yang menahannya. Hambatan energi akan mengakibatkan gangguan dalam skala kecil maupun besar.

Energi adalah satu kesatuan, sehingga sebenarnya kita dan alam semesta ini adalah satu. Makanya dikatakan bahwa pertanda alam adalah pertanda jiwa. Kalau kita mau jujur, sebenarnya segala bentuk musibah dan bencana di muka bumi ini adalah hasil dari pembesaran hambatan energi yang dipancarkan manusia melalui kata-kata, pikiran dan perbuatan negatif. Sehingga semakin banyak manusia yang mengeluh, semakin banyak orang yang berperilaku negatif, maka semakin besar pula pengaruhnya pada gangguan sistem energi alam semesta ini. Itulah sebabnya Tuhan berfirman bahwa segala kerusakan di muka bumi adalah akibat perbuatan manusia sendiri.

Tapi kita tidak usah jauh-jauh dulu bicara tentang efek dari hambatan energi terhadap alam semesta raya (makrokosmos). Mari kita tengok terlebih dahulu efek hambatan energi pada alam semesta kecil (mikrokosmos) yaitu tubuh kita sendiri.

Tubuh manusia pun adalah sistem energi. Lancar tidaknya aliran energi dalam tubuh kita akan tergantung pada kita sendiri. Reaksi awal dari hambatan energi akan terasa pada tubuh berupa gangguan fisik, baik ringan ataupun berat. Sudah pasti kita menginginkan aliran energi kita lancar, tapi apakah kita sudah melakukan upaya untuk memperlancar energi tersebut? Ataukah lebih sering menghambatnya?

Menurut pemahaman sebagian ahli, pada dasarnya dalam tubuh kita tidak ada yang namanya energi negatif, disebut negatif karena energi tersebut tertahan sehingga menimbulkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman. Sehingga imbasnya menarik hal-hal yang tidak diinginkan.

Kata-kata, pikiran, perasaan, serta tindakan yang tidak baik adalah pemicu hambatan energi dalam tubuh kita. Mau bukti? Cobalah anda berbohong pada orang tua atau teman, atau siapa saja. Apakah anda merasa tidak nyaman? Atau barangkali anda merasakan sensasi tertentu di badan? Misalnya rasa tidak enak di bagian dada? Atau rasa sakit di leher? Tentu saja, karena kebohongan bukanlah hal yang benar-benar anda inginkan. Kata-kata anda tidak selaras dengan pikiran dan perasaan yang memegang prinsip kebenaran, sehingga terjadilah konflik diri yang mengakibatkan hambatan energi, yang efeknya akan terasa pertama kali di badan, dan pada akhirnya akan terwujud menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, entah anda akan menarik kejadian yang tidak mengenakkan, atau anda mengalami gangguan kesehatan.

Contoh kecil lain, ketika seseorang berulang-ulang bertanya pada anda tentang hal yang sama, misalnya, "Mas, besok jadi ga acaranya?"

Kemudian anda menjawab, " Ya jadi dong, dodol!! Duuh...parah banget sih ni orang!!"

Maka yang terjadi adalah:
1. Muncul gangguan energi di badan anda, karena yang anda ucapkan adalah kata-kata negatif.
2. Gangguan energi bertambah lagi karena anda marah atau jengkel/kesal.
3. Ada tambahan gangguan energi lainnya karena anda menganggap orang lain bodoh, dan itu artinya anda merasa lebih pintar.
4. Makin besarlah gangguan energinya karena anda menghina ciptaan Tuhan yang sempurna dan menyamakannya dengan dodol.
5. Tambah lagi gangguan energinya karena anda mendapat dosa.

Dari satu perkataan saja, kita mendapatkan multiple gangguan energi plus dosa. Maka tidak heran kalau efek dari perbuatan dosa sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah melalui pemahaman tentang energi.

Semakin besar hal negatif yang dilakukan, makin besar efeknya pada tubuh kita. Cepat atau lambat, efeknya akan terasa selama energi yang terhambat tersebut tidak dialirkan kembali melalui pembersihan, misalnya melalui "permintaan maaf", "pengakuan kesalahan", atau "tobat". Maka tak heran jika ada orang yang sembuh dari penyakit kronisnya setelah meminta maaf pada seseorang yang pernah dia sakiti. Karena dengan mengakui kesalahan, apalagi permintaan maafnya diterima, maka energi yang terhambat dan memicu terjadinya penyakit orang tersebut telah mengalir kembali seperti seharusnya.

Itulah sebabnya perintah dan larangan Tuhan pasti maksudnya selalu baik. Dan pada intinya perintah Tuhan bukanlah untuk Tuhan, melainkan untuk kita sendiri. Ketika kita menjalankan perintah agama, sholat misalnya kalau di agama Islam, jika dilakukan dengan baik dan benar, maka sebenarnya yang dilakukan adalah proses clearing energi yang rutin dilakukan tiap hari, sehingga ada pepatah agama yang mengatakan bahwa, "Kalau sholatnya beres, maka segala sesuatunya juga akan beres". Itulah sebabnya orang yang benar-benar spiritual dan religius memiliki wajah yang cerah dan bercahaya. Akan berbeda dengan mereka yang berspiritual tapi tidak menjalankan perintah agama, mereka tetap hampa karena tidak disinari cahaya Ilahi. Dan tentu saja, akan ada efeknya :)

So, jika kita menyadari bahwa kita bisa dengan mudah memblocking aliran energi, masihkah kita senang berkata, berpikiran, dan berkelakuan yang merugikan diri sendiri? Merusak tubuh sendiri bahkan merusak alam semesta ini?

Wallahualam

Lanjut Gan...