Horang Kayah

Belajar adalah proses yang tak pernah berhenti sampai kita memasuki liang lahat. Guru kehidupan ada di mana-mana, dan bisa siapa saja.

Saya bersyukur dalam beberapa hari ini mendapat kesempatan untuk belajar tentang kehidupan dari dua orang yang sama-sama berprofesi sebagai sopir taksi.

Dua hari yang lalu, saya janjian bertemu tim Emotional Healing di Mc Donald Tebet. Karena waktu sudah mepet, saya pun memakai jasa taksi untuk menuju ke sana. Kemacetan jalan menjadi awal dari topik pembicaraan saya dengan sang sopir taksi yang usianya kira-kira sebaya dengan saya. Yang mengejutkan, pembicaraan kemudian mengarah pada cerita-cerita positif tentang kebahagiaan sang sopir taksi, tentang betapa bahagianya dia bisa menyekolahkan anak-anaknya, juga betapa bahagianya dia bisa memiliki rumah sendiri.

Saya takjub, karena saya yang sudah kerja kantoran selama 10 tahun saja belum memiliki rumah sendiri. Dan ternyata sopir taksi ini bukan tipe orang yang mudah menyerah pada nasib, dia terus berpikir supaya kehidupannya lebih baik dari hari ke hari, sehingga dia tidak mengandalkan usaha hanya sebagai sopir taksi saja, tapi merintis bisnis lain bersama istrinya. Saya angkat jempol untuk sopir taksi ini. Dari dia saya belajar tentang meraih kesuksesan yang berarti hidup harus lebih baik dari hari ke hari.

Kemarin, ketika tiba di Bandung pada pukul 9 malam, saya kembali menggunakan jasa taksi dari Pasteur. Seperti biasa saya selalu berusaha mengajak ngobrol sang sopir. Dan dari ceritanya, saya mengetahui jika bapak yang sudah cukup tua itu ternyata baru sebulan menjadi sopir taksi, setelah 9 bulan lamanya menganggur akibat diberhentikan dari pekerjaannya sebagai sopir pribadi seorang pengusaha kaya.

Kehidupannya yang dulu nyaman, karena biaya segala sesuatu sering ditanggung oleh sang pengusaha, berubah total menjadi ketidaknyamanan karena hidup harus berlanjut sedangkan uang sudah menipis. Bapak itu pun kemudian mencari kerja kesana-kemari tapi tak pernah ada yang menerima mungkin karena usianya yang sudah kurang produktif. Sembilan bulan lamanya dia mencari peluang, harta pun nyaris habis dijual untuk membiayai hidupnya, disamping hutang yang mulai bertumpuk.

Dan akhirnya kegigihannya mendapat hasil, dia diterima di sebuah perusahaan taksi di Bandung, meskipun penghasilannya jauh dari yang pernah dia dapatkan. Sempat ngenes mendengar ceritanya bahwa seringkali dia hanya membawa pulang uang Rp.3,000.- hasil dari kerja seharian.

Saya salut dia bisa bertahan, walaupun sulit membayangkan bagaimana dia dan keluarganya bisa makan dengan uang sebegitu? Tapi pembelajaran hari itu membuat saya jadi malu sendiri kalau ingat bahwa saya sering merasa tidak puas dengan penghasilan yang saya peroleh yang nilainya jelas jauh lebih besar dari uang yang didapatkan bapak sopir itu.

Terima kasih ya Tuhan, kau tunjukkan aku sebuah kenyataan bahwa hidupku masih jauh lebih baik. Karuniakanlah rezeki yang berlimpah pada bapak sopir itu dan hamba-hamba-Mu yang lain yang gigih dan pantang menyerah dalam menjemput rezeki-Mu. Balaslah mereka para guru kehidupan itu dengan kenikmatan yang terus bertambah agar kehidupan mereka semakin baik dari hari ke hari, selamat dunia akhirat. Aamiin...

Lanjut Gan...
Horang Kayah

Law of attraction is not the only law which exist in the universe. There are many laws, one of them is "The Law of Vacuum".

Alam semesta tidak menyukai kekosongan. Segala sesuatu yang kosong pasti akan terisi. Segala sesuatu di alam semesta ini adalah energi, termasuk cinta dan uang.

Jika kita bisa memahami prinsip kerja Law of Vacuum ini, seharusnya kita akan lebih mudah mendapatkan sesuatu yang kita butuhkan, apakah itu kebutuhan di bidang finansial, relationship, ataupun hal lainnya.

Jadi jika dompet anda kosong, jika cinta anda telah pergi, seharusnya semua akan terisi kembali. Karena energi selalu mengalir ke tempat yang kosong.

Lalu kenapa dompet anda tetap kosong? Kenapa masalah finansial tak kunjung selesai? Kenapa cinta tak kunjung datang? Kenapa jomblo terus-terusan? Kenapa selalu mendapatkan pasangan yang bermasalah?

Dan yang paling penting, bagaimana mengaplikasikan Law of Vacuum ini dalam kehidupan sehari-hari?

Setiap pertanyaan yang rumit, biasanya jawabannya selalu simple.

Jika anda merasa sudah melakukan berbagai metoda pengembangan diri dan berbagai terapi, tapi tak kunjung mendapatkan solusi, cobalah lihat ke dalam diri sendiri, karena penyebab utamanya mungkin adalah..."Anda tidak mau mengosongkan diri"...

Dengan kata lain, ketika anda mengatakan "Tidak bisa", sebenarnya bukan tidak bisa, tapi "Tidak mau"...

Contoh:

Ketika anda selalu bermasalah dengan keuangan, hutang makin bertumpuk, cobalah introspeksi, "Apakah anda sudah mengosongkan diri dengan mengikis keluhan, kecemasan, kekhawatiran dan berbagai emosi negatif lainnya?"

Jika anda tak kunjung mendapatkan pasangan hidup, cobalah introspeksi, "Apakah anda sudah mengosongkan diri dengan memaafkan luka cinta di masa lalu? Apakah anda sudah melepaskan perasaan tidak dicintai? Apakah anda sudah bisa menerima diri anda sendiri?"

Ketika anda mengisi pikiran anda dengan kecemasan tentang keuangan, anda akan menutup ruang untuk energi rezeki yang sebenarnya ada di sekeliling anda.

Ketika anda tidak mau mengosongkan diri dari pikiran tentang si dia yang telah meninggalkan anda, anda telah menutup ruang untuk cinta yang baru yang lebih baik.

"Tapi kan saya jelek, mana ada yang mau sama saya?"

Jelek hanyalah persepsi manusia, lebih tepatnya persepsi diri sendiri, sedangkan di mata Tuhan semuanya sama. Justru dengan melabeli diri sebagai "jelek" lah anda tidak mengosongkan diri, sehingga ruang kosong itu tertutup karena yang terpancar keluar adalah energi negatif yang membentuk persepi bahwa "Anda terlihat jelek".

Dengan kata lain, dalam bidang finansial ataupun relationship, sebenarnya kita sendirilah yang menutup ruang yang seharusnya dikosongkan untuk menerima keajaiban.

Jadi, kosongkan terlebih dahulu diri anda dari segala emosi negatif yang menghambat kemajuan hidup anda. Setelah anda mengosongkan diri, pastikan kekosongan tersebut anda isi dengan pikiran, perasaan, dan tindakan positif sebelum ruang kosong itu secara otomatis terisi oleh energi lain yang belum tentu positif. Setelah itu barulah dengan izin Tuhan Law of Attraction akan bisa bekerja.

Cara kedua untuk mengosongkan diri anda adalah dengan memperbanyak "Syukur", sehingga lambat laun akan mempersempit celah untuk keluhan. Syukur bisa dimulai dengan hal-hal kecil seperti menyadari masih lengkapnya anggota tubuh anda, masih berfungsinya organ-organ tubuh anda, masih banyaknya orang yang mencintai anda, dan masih banyak lagi hal lainnya.

Dalam hal mensyukuri, perlu kita sadari bahwa sebenarnya lebih banyak nikmat yang kita terima dibandingkan dengan penderitaan yang hanya merupakan permainan pikiran, karena semua kejadian pada dasarnya adalah "netral", kitalah yang memberinya makna sebagai hal yang baik atau buruk.

So, ketika anda mendapatkan suatu kejadian yang anda labeli sebagai "buruk", cobalah buat ruang kosong dengan memaknai kejadian tersebut sebagai sesuatu yang baik, dengan cara mencari kebaikan dan hal yang bisa disyukuri dari kejadian tersebut. Karena jika kejadian tersebut membuat anda lebih dekat dengan Tuhan, dan membuat anda mempelajari ilmu pengembangan diri untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, berarti anda sudah naik level dari orang yang biasa-biasa saja menjadi orang yang luar biasa.

Just a small note from a lifelong learner.

Lanjut Gan...
Horang Kayah

Saya teringat pada pertemuan alumni Emotional Healing di rumah Suhu Irma Rahayu beberapa waktu yang lalu, sang suhu mengetes kami para alumni untuk menyebutkan jumlah nominal uang yang menurut kami pantas kami dapatkan sebagai penghasilan. Dengan sok yakin saya pun menyebutkan angka "100 juta"!!

Tetapi, menurut suhu Irma ternyata saya tidak yakin bisa mendapatkannya, karena terlihat dari getaran energi yang merupakan sinyal dari pikiran bawah sadar saya yang mengatakan saya belum layak mendapatkan angka tersebut. Kok bisa? Karena yang menyebutkan nominal 100 juta itu tak lebih dari hawa nafsu yang bicara, sedangkan mental saya sebenarnya belum siap mendapatkan penghasilan sebesar itu.

Dari situlah saya makin paham bahwa itulah sebabnya banyak orang yang ingin kaya, banyak orang yang merasa yakin menyebutkan setinggi mungkin nominal yang mereka rasa pantas untuk didapatkan, tetapi tidak pernah mendapatkannya. Karena itu tadi...sebenarnya mereka belum atau tidak merasa layak untuk mendapatkannya.

Lalu kenapa orang bisa merasa tidak layak? Saya mendapatkan jawabannya dalam preview Family Hypnotherapy Training Program by Pak Ariesandi Setyono. Pak Aries menyebutkan bahwa orang bisa mencapai peak performance atau kesuksesan jika ada motivasi dan inisiatif. Tapi motivasi dan inisiatif baru bisa muncul jika kita merasa layak. Tapi rasa layak akan ditentukan oleh rasa aman, rasa dicintai, dan rasa punya kontrol diri.

Nah, permasalahannya, rasa layak/tidak layak ini bisa berawal dari seberapa besar rasa aman, rasa dicintai, dan rasa punya kontrol diri di masa lalu...yang ternyata kebanyakan berawal di masa kecil, pada usia masa-masa pembentukan karakter. Jika ternyata kita tidak pernah merasa aman, tidak merasa dicintai, dan tidak merasa punya kontrol diri yang disebabkan perlakuan orang tua di masa lalu, atau disebabkan peristiwa traumatik yang membekas di ingatan kita, pengaruhnya akan sangat besar dalam kehidupan kita di masa mendatang. Bisa berimbas ke masalah finansial, relationship, dan kesehatan....

So, bagi yang memiliki masalah ketidaklayakan, mulai dari merasa tidak layak punya uang banyak, merasa tidak layak mendapatkan pasangan yang cantik/tampan, bahkan sampai merasa tidak layak mendapat pertolongan Tuhan...bereskan dulu rasa aman, rasa dicintai, dan rasa punya kontrol diri anda, barulah anda bisa melangkah maju menuju kehidupan yang lebih baik.

Lanjut Gan...
Horang Kayah

Kawan...

Kenapa kau utarakan kepedihan dan penderitaan disaat kau menginginkan kebahagiaan?
Kenapa kau pikirkan kebencian disaat cintalah yang ingin kau rasakan?
Sadarkah kau wahai kawan? Bahwa apa yang kau ucapkan, pikirkan, dan rasakan, sebenarnya bukanlah hal-hal yang kau inginkan?

Ataukah kau lebih nyaman mengumbar penderitaan?
Agar dikasihani teman?
Sebagai protes pada Tuhan?

Kawan...

Hentikanlah segala keluhan
Mereka tidak akan memberimu kebebasan
Yang kau butuhkan adalah kesabaran, kesadaran dan keyakinan
Bahwa Tuhan tak akan mengujimu melebihi kesanggupan
Semua itu adalah jalan untuk membuatmu menjadi hamba-Nya yang dilebihkan

Kawan...

Berfokuslah pada kebahagiaan
Sekecil apapun usaha yang kau lakukan
Niscaya akan membuka jalan
Menuju kehidupan yang kau impikan

Lanjut Gan...
Horang Kayah

Dalam pelatihan Terapi Hati Mahakosmos, Mas Kris menyampaikan satu hal yang menarik yaitu..."Mendoakan alam semesta dan seluruh ciptaan Tuhan". Tidak lama dari situ, saya membaca sebuah artikel dari Aa Gym tentang "Mendoakan orang lain". Intinya beliau menyarankan untuk mendoakan siapa saja yang kita lihat. Misalnya jika kita melihat pedagang asongan sedang jualan, doakan agar dagangannya laku, rejekinya lancar, sehat dll. Begitu pula jika melihat polisi sedang bertugas, doakan agar dia sehat, rejekinya lancar, selamat dalam tugasnya dll.

Baik hal yang disampaikan oleh Mas Kris ataupun Aa Gym sebetulnya bukanlah hal yang baru, tapi jarang orang yang mau melakukannya. Mungkin ada yang berpikir, "Ngapain cape-cape doain orang lain? Diri sendiri aja belum beres!"
Atau..."Ribet bener sih? Masa tiap lihat orang langsung doain, lihat pohon doain juga, ga ada kerjaan lain apa?"

Well, semua berpulang pada hati masing-masing. Tapi dengan keterbatasan pemahaman, saya menangkap beberapa poin berikut:

Jika kita sering mendoakan alam seperti pepohonan, gunung, darat, laut udara, dan komponen alam semesta lainnya, maka kita sudah bersedekah untuk alam semesta. Dan sesuai hukum sebab akibat, kebaikan pasti akan mendatangkan kebaikan. Jika kita bersahabat dengan alam, maka alam pun akan bersahabat dengan kita. Bukan tidak mungkin disaat bencana alam terjadi di wilayah tempat kita berada, kita justru selamat karena alam tidak menyentuh kita, karena kita selalu mendoakan kebaikan untuk alam.

Demikian pula halnya dengan mendoakan orang lain. Jika kita sering mendoakan kebaikan untuk orang lain, insyaalloh kebaikan akan mendatangi kita. Kalau kata Mas Kris, mendoakan alam dan orang lain akan menjadi penarik rezeki yang kuat. Ya, apa yang kita dapat akan selalu berbanding lurus dengan apa yang kita berikan. Makin banyak doa kebaikan yang kita berikan pada orang lain dan alam, insyaalloh makin banyak pula berkah dan karunia yang akan kita terima.

Mendoakan orang lain dan alam semesta akan terasa lebih menyejukkan ketimbang berpikir negatif tentang orang lain atau keadaan alam sekitar. Karena biasanya ada saja hal-hal yang membuat kita ingin berkomentar. Misalnya ketika melihat seorang wanita berdandan menor, tiba-tiba secara otomatis terlintas kata-kata negatif dalam pikiran, "Menor banget sih tuh cewek? Buseet dah, ga kurang tebel tuh lipstiknya?"

Tetapi jika celaan atau komentar tersebut kita ganti dengan doa, maka selain berpahala, hati juga terasa lebih sejuk karena energi positif yang terpancar dari doa-doa tersebut. Selain itu, mendoakan alam dan orang lain akan mengalihkan fokus kita dari pikiran-pikiran negatif yang terlintas karena masalah yang sedang dihadapi misalnya.

So, jika melihat orang kaya, doakanlah agar dia menjadi makin kaya dan makin dermawan. Jika melihat pasangan muda mudi yang pacaran secara demonstratif, doakan saja agar dapat hidayah dan segera menikah. Jika melihat tampang boss yang cemberut, doakanlah agar dia bahagia, dsb...

Bagaimana menurut anda? :)

Lanjut Gan...