Horang Kayah

Saya baru sadar kalau sudah lama saya tidak menulis di blog ini. Ternyata saya lupa kalau saya punya blog :D

Yang mengingatkan saya untuk menulis kembali adalah sebuah buku bagus dari Kang Arul yang berjudul Writerpreneur. Di dalam buku itu disebutkan bahwa menulis adalah kemampuan yang membutuhkan maintenis...eh maintenance rutin. Karena seperti halnya skill yang lain, menulis pun adalah skill yang ketajamannya akan berkurang jika jarang diasah.

Tapi blog memang bukanlah satu-satunya tempat saya mengasah kemampuan menulis, karena saya juga kadang menulis di FB, dan baru-baru ini menyelesaikan sebuah naskah yang rencananya akan dibukukan. Ini juga salah satu hal yang membuat saya sibuk sehingga jarang menulis di blog.

Tadinya saya tidak mau menerbitkan buku apalagi buku bertema pengembangan diri. Bukan apa-apa, tanggungjawabnya berat, karena setiap kata yang ditulis mengemban beban moral, harus bisa saya buktikan dan saya jalankan sendiri, bukan sekedar omong doang. Saya pikir lebih baik menulis novel daripada buku pengembangan diri. Tapi atas dorongan beberapa temanlah saya berusaha mendobrak rasa ketidaknyamanan untuk menerbitkan buku.

Sebenarnya saya sudah menerbitkan buku dalam format ebook yang bisa dibeli di http://power-within.com. Tetapi seorang sahabat yang juga seorang penulis menyarankan saya untuk menulis buku cetak, dan dia mengusulkan agar ebook saya diterbitkan dalam format buku cetak saja. Tetapi saya memilih alternatif lain, ebook saya akan tetap menjadi ebook dan tak akan pernah diterbitkan dalam versi cetak. Jadi saya memutuskan untuk menulis sesuatu yang berbeda untuk versi cetak, meskipun beberapa poin memang ada yang diambil dari beberapa bab dalam ebook Power Within, tetapi secara keseluruhan sangat berbeda.

Tadinya saya ragu karena merasa bukan siapa-siapa, jadi kenapa saya harus menerbitkan buku? Tapi saya diingatkan bahwa tak perlu menjadi seorang ustad atau motivator untuk menerbitkan buku, kalau memang ada dorongan untuk itu, just do it! So, saya beranikan diri untuk mengirimkannya ke sebuah penerbitan, dan saat ini tengah menunggu kabar apakah buku saya layak diterbitkan atau tidak. Kalau bisa diterbitkan ya syukur, kalau tidak...ya cari penerbit lain yang mau menerbitkan :)

Di sisi lain, menulis buku juga adalah salah satu action yang saya lakukan untuk mengukur seberapa besar pencapaian yang telah saya dapatkan dari tahun ke tahun. Karena saya tidak mau hidup datar-datar saja, harus ada peningkatan dari hari ke hari. Syukur-syukur jika buku saya bisa terbit dan menambah ramai khazanah perpustakaan di bumi Nusantara.

Selama ini sudah ratusan buku yang saya baca. Terkadang saya kecewa ketika membaca buku yang judulnya bombastis tapi isinya biasa-biasa saja. Tetapi ketika kelepasan menilai sebuah buku sebagai biasa-biasa atau bahkan jelek, maka saya harus cepat-cepat Istighfar, karena menilai sebuah buku sebagai jelek sama saja dengan tidak menghargai hasil kerja keras sipenulis. Dalam arti yang lebih ekstrim lagi adalah menghina dan melecehkan karyanya.

Nah, kalau sudah begini, maka pertanyaan yang harus saya ajukan pada diri sendiri adalah...Kalau begitu kamu bisa bikin buku yang lebih bagus gak? Jangan bisanya ngomong doang, ngomentarin karya orang dan mengatakannya jelek, memangnya kamu punya karya yang diterbitkan?

DZIIGG!! Itu pertanyaan yang menonjok. Karena kita memang lebih mudah berkomentar tapi belum tentu bisa melakukan. Seperti halnya lebih mudah jadi penonton daripada jadi pemain. Seorang penonton bisa saja menyebut "Go block!" pada seorang pemain bola yang gagal mencetak gol padahal peluang sangat terbuka, tapi apa si penonton pasti bisa melakukannya jika dia berada di posisi si pemain? Belum tentu Gan. Bahkan main bola saja belum tentu bisa :)

So, daripada hanya menjadi penonton, maka saya memutuskan ikut bermain, agar tahu apa yang dirasakan pemain. Mungkin nanti akan banyak dukungan, tapi juga akan ada komentar yang tidak menyenangkan, mungkin akan ada penilaian negatif, atau mungkin akan ada yang meremehkan. Ya sudahlah, itu resiko, yang penting saya sudah take action. Dan seperti sebuah ungkapan yang pernah saya dengar entah di mana, "Ketika kau sukses, akan banyak musuh dan teman-teman palsu. Meskipun demikian tetaplah sukses!"

So, mari kita take action untuk meraih hidup yang lebih baik, dan raihlah sukses itu sesuai definisi kesuksesan masing-masing :)

Take action miracle happen, no action nothing happen!
(Tung Desem Waringin)

Lanjut Gan...