Horang Kayah

Suatu sore saya berkumpul dengan beberapa sahabat, ngobrol ngalor ngidul, dan akhirnya entah bagaimana awalnya topik pembicaraan jadi beralih ke masalah hutang piutang. Dua dari 5 orang yang hadir di sana mengungkapkan kekesalannya karena punya piutang yang belum dibayar juga, padahal sudah terlalu lama, nagihnya susah banget kata mereka.

Kemudian, saya memberikan pendapat dengan mengutip sebuah hadits yang isinya kurang lebih mengatakan bahwa jika seseorang meminjamkan uang pada orang lain, maka orang tersebut akan mendapat pahala sedekah setiap hari hingga piutangnya dilunasi atau dilunaskan.

Baru saja saya menyelesaikan kalimat, tiba-tiba teman saya yang seorang lagi langsung menyambung dengan nada tinggi, "KALAU IKHLAS!!"

Saya tidak membalas, saya memilih diam dan merenung..."Sebegitu sulitkah untuk ikhlas? Apakah orang tidak suka dengan pahala sehingga lebih memilih piutang dibayar daripada diberi pahala sedekah?" pikir saya.

Sudah banyak bukti ketika seseorang mampu mengikhlaskan piutangnya dalam arti dibayar syukur, ga dibayar berarti akan dapat yang lebih baik, maka rejekinya malah datang dari tempat yang lain, karena orang-orang seperti itu tidak mengandalkan piutangnya sebagai satu-satunya jalan rejeki meskipun mereka sedang kepepet juga.

Tentu saja piutang boleh ditagih, tetapi menurut saya sebaiknya jangan jadikan piutang sebagai sandaran, karena itu berarti kita melimitasi rejeki yang bisa datang dari berbagai arah.

Ikhlas memang tidak semudah kata-kata, tetapi sebenarnya bukan ikhlasnya yang sulit melainkan sikap sulitlah yang membuat kita tidak bisa ikhlas. Dan jika kita merasa sulit ikhlas tetapi ingin bisa ikhlas, maka niatkanlah untuk bisa ikhlas, pasti Tuhan memberikan jalan agar kita bisa ikhlas dengan sebenar-benarnya ikhlas.

Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba-Nya yang ikhlas. Ikhlas pada saat sulit, tapi juga ikhlas untuk bahagia :)

Wallahualam

Lanjut Gan...