Horang Kayah

Hari ini stok air minum galon di kostan saya habis. Sudah sebulan ini penyedia air minum isi ulang tidak lagi menerima jasa pengantaran galon. Kami harus mengambil sendiri ke tempatnya. Tentu saja cukup merepotkan karena jaraknya lumayan jauh.

Sempat menghela nafas karena merasakan repotnya harus menempuh jarak cukup jauh hanya untuk beli air, apalagi harus digotong sendirian. Saya sempat mencoba reframing dengan pikiran, "Gapapalah, lumayan buat fitness, gedein badan hehehe..."

Tapi setelah dipikir lagi, bisa gempor menggotong galon dengan jarak sejauh itu, akhirnya saya pasrah, dan merencanakan untuk memakai jasa ojek saja untuk mengangkut galon air isi ulang tersebut which is another additional cost disaat isi dompet sudah mulai menipis. Tapi saya segera menyadari kalau saya anggap itu sebagai additional cost, berarti sifat pelit saya belum sembuh, hehehe. Akhirnya saya reframing lagi dengan pikiran bahwa membayar ojek untuk mengangkut galon adalah bukti kemakmuran dan keberlimpahan. Itung-itung berbagi rejeki lah, pikir saya.

Seperti biasa saya selalu pamitan sama ibu Kost kalau mau pergi walaupun hanya untuk sekedar beli makan. Tapi begitu ibu kost tahu saya mau beli air, beliau menawarkan air galon yang dia beli kemarin karena dia beli dua galon. Yess! Alhamdulillah, tanpa perlu susah payah, saya dapat air galon dengan mudah ketika pasrah :)

Di hari yang sama, saya harus mengirimkan sebuah dokumen, dan dokumen ini harus tiba hari senin di tujuan. Setahu saya walaupun hari Sabtu jasa titipan kilat tetap buka. Saya pun pergi ke agen TIKI yang berada dekat kostan saya.

Tetapi...ketika tiba di sana, ternyata gedungnya sudah tidak ada. Di sana sedang ada pembongkaran besar-besaran, sekeliling gedung tempat agen TIKI itu berada kini ditutup oleh pagar seng. Tanpa bertanya ke mana agen TIKI itu pindah, saya langsung pergi menuju agen TIKI lain yang terdekat, karena setahu saya ada tiga agen TIKI di dekat kostan saya.

Tapi...ternyata tempat yang dulu dijadikan agen TIKI itu sekarang sudah berubah menjadi studio foto. Kecewa, saya pun memutuskan menuju agen TIKI terakhir yang saya tahu. Walaupun harus menempuh jalan yang becyek dan ga ada ojyek... :D

JRENGG! Saya pun tiba di tujuan, langsung saja saya masuk dan berkata pada seorang petugas yang sedang berjaga, "Mas, saya mau kirim dokumen!"

Tapi...petugas itu menjawab, "Waduh mas, kebetulan kita tutup nih kalau hari sabtu..."

Yaah...lemaslah saya, sudah cape-cape menempuh jalan yang cukup jauh, mana dokumen harus dikirim hari ini juga, what should I do? Mana kantor pos juga tutup.

Dengan langkah gontai, saya memutuskan untuk mencari jasa titipan kilat selain TIKI. Seingat saya ada satu jasa titipan kilat yang tidak bermerek, maksudnya tidak terkenal :D Tapi tempatnya cukup jauuuuuh sodara-sodara. Tapi daripada tidak, ya sudahlah....tapi kan...ah sudahlah... :D

Tapi berhubung perut sudah lapar, saya memutuskan untuk beli makan terlebih dahulu, saya pun menuju sebuah warteg yang sudah familiar. Saya memutuskan beli dibungkus saja untuk dimakan di kostan. Selesai membayar, saya pun menyiapkan langkah untuk perjalanan yang agak jauh, tetapi begitu saya berbelok ke kanan...

JREEENGG!!

Di jarak sekitar 5 meter di depan ada sebuah kios wartel yang di depannya terpampang sebuah papan besar bertuliskan "TIKI"!

Melihat itu di kepala saya pun langsung berdendang lirik sebuah lagu, "Tiki-tiki bum bum! Tiki-tiki bum bum!":D

Sempat terpana, tapi dengan gembira saya melangkah cepat menuju ke sana. Saya tidak pernah menyangka di sana ada agen TIKI walaupun saya sering lewat tempat itu. Dan alhamdulillah, agen TIKI itu buka hari sabtu, dokumen pun terkirim dengan lancar. Alhamdulillah pertolongan datang disaat pasrah... :)

Pelajaran yang saya dapat:
Seringkali kita ngotot menginginkan sesuatu tapi tak kunjung mendapatkan hasilnya walaupun sudah berusaha keras sampai berdarah-darah. Tetapi ketika kita pasrah dan melepaskan keterikatan kita pada tujuan tersebut, tiba-tiba saja hal yang kita inginkan seolah muncul di depan mata. It's amazing, it's hard to believe, but it's true!

Terkadang kita ngotot menginginkan seseorang menjadi pasangan hidup kita, tetapi pria/wanita idaman itu tak kunjung membalas cinta kita. Tetapi begitu kita melepaskan keinginan untuk memiliknya, ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu pria/wanita idaman itu tiba-tiba berbalik mengejar kita, atau kita mendapatkan gantinya yang lebih baik.

Terkadang kita ngotot mencari uang, kerja keras siang malam, tapi hasilnya begitu-begitu saja, bahkan mengorbankan kesehatan. Tapi begitu pasrah dan tidak terikat pada hasilnya, uang seolah menghampiri dengan sendirinya, dengan mudah, tanpa susah payah.

Pasrah memang berarti menyerah. Tapi bukan menyerah pada nasib, melainkan menyerah pada Tuhan, mengakui ketidakberdayaan kita, mengakui bahwa kita tak bisa apa-apa tanpa-Nya. Dan tentu saja selain pasrah, usaha mah teuteup harus jalan :)

*Saya tidak sedang ngiklan TIKI dan tidak ada ikatan kontrak dengan TIKI, cerita ini pun tidak disponsori TIKI, tapi murni untuk berbagi :)

0 Responses