Dua orang sahabat tertarik dengan cerita saya tentang mencari petunjuk Tuhan melalui alam. Dan untunglah mencari petunjuk tak perlu selalu di alam bebas seperti pedesaan, hutan atau tempat yang berenergi tinggi seperti alam di Ubud Bali, karena walaupun di kota besar seperti Jakarta, tanda-tanda tersebut pasti ada.
Yang seorang mencoba mencari petunjuk tentang kelanjutan hubungannya dengan seorang wanita yang dia impikan untuk menjadi pasangan hidupnya. Tapi karena hubungan mereka tidak begitu sehat, tambah lagi tak ada restu dari orang tua, padahal dia begitu cinta pada pasangannya, maka dia memutuskan untuk mencari tahu jawabannya meskipun pahit.
Maka mulailah dia mencari jawaban. Ketika mengendarai motor, dia niatkan berdoa pada Tuhan, dan meminta petunjuk tentang bagaimana kelanjutan hubungannya dengan sang kekasih. Baru saja selesai dia berucap, tiba-tiba muncul petir yang menyambar di langit. Teman saya terperanjat, "Apakah ini petunjuk tanda bahaya? Atau cuma kebetulan?" pikirnya.
Dia pun berhenti di suatu tempat, lalu meminta petunjuk yang lebih jelas. Tiba-tiba, entah kenapa dia merasa harus membalikkan tubuh dan...JRENGG!! Pandangannya tertuju pada lampu lalulintas yang dipasang pada jembatan yang melintas di atas jalan tol. Lampu lalulintas yang berkedip-kedip warna kuning. Pertanda "Warning?" atau "Danger?" "Apakah ini berarti hubungan kami berbahaya jika dilanjutkan?" pikirnya.
Sahabat yang seorang lagi meminta petunjuk untuk mengatasi kesempitan rezeki yang dia alami. Dia panjatkan doa minta petunjuk itu ketika duduk di bangku deretan paling depan dalam sebuah bis kota. Selesai berdoa, hanya dalam waktu beberapa detik, tiba-tiba sebuah mikrolet menyalip bis tersebut. Dan yang mengejutkan adalah, tulisan pada kaca belakang mikrolet yang berbunyi, "ISTIGHFAR"...
Sontak sahabat saya merunduk dan mengucapkan Istighfar berkali-kali dalam hati. Dia menyadari mungkin akibat dosa-dosanyalah dia mengalami kesempitan rezeki seperti ini. Apalagi memang sudah dikatakan dalam ajaran agama bahwa Istighfar bisa menghilangkan kesempitan rezeki.
Kemudian dua sahabat tersebut menceritakan pengalamannya pada saya, dan meminta saya untuk meyakinkan apakah yang mereka alami itu benar-benar petunjuk atau bukan?
Saya hanya menjawab, "Wallahualam...cuma Tuhan dan kalian yang tahu..." :)
Yang jelas, ayat-ayat Tuhan tersebar di mana-mana. Bentuknya pun bermacam-macam, bisa berupa tulisan pada billboard atau angkot, pertanda alam, atau tingkah laku seseorang bahkan binatang.
Masalahnya...maukah kita menyadarinya? Maukah kita mengikuti petunjuk-Nya? Atau menolak dan bersikukuh dengan nalar dan keputusan kita? Dan menganggap semua itu hanya kebetulan?
Wallahualam
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
