Horang Kayah

Tanggal 23-25 April kemarin, saya dan Team Emotional Healing Indonesia berada di Ubud Bali untuk penyelenggaraan Bali Retreat yang bertema "Heal your soul Heal the world". Selama 3 hari berada di Bali, ada satu sesi yang paling menarik bagi saya, yaitu mencari solusi melalui petunjuk yang tersebar di alam bebas. Meskipun kami adalah penyelenggara, tapi Team Emotional Healing pun ikut serta dalam sesi tersebut.

Caranya sangat simpel. Kami hanya berjalan bebas menyusuri jalanan pedesaan dan sudut-sudut pesawahan, memandang apapun yang terlihat, tapi begitu mata terhenti pada sesuatu yang menarik perhatian, maka kami harus menyelami maknanya.

Ada peserta yang perhatiannya tertarik pada kupu-kupu, dan ketika dia mencoba memahami maknanya, maka dia pun mengerti bahwa masalah yang tengah dia alami saat ini adalah proses metamorfosa. Proses yang terasa menyesakkan tapi akan membuahkan keelokan pada akhirnya, seperti ulat yang bagi sebagian orang terasa menjijikkan, tapi kemudian dipuji karena keindahannya setelah bermetamorfosa menjadi kupu-kupu yang cantik.

Saya sendiri menemukan beberapa petunjuk. Pertama perhatian saya tertuju pada pohon bambu yang melengkung tapi tidak patah. Sehari sebelumnya seorang sahabat bercerita bahwa daya tahan bambu jauh lebih kuat daripada besi. Karena bambu memiliki keunggulan yaitu pada sifatnya yang lentur. Jadi selain lentur, bambu juga kuat dan tidak mudah patah. Hal itu mengilhami saya untuk bisa bersikap seperti bambu, lentur dan kuat, tak mudah patah semangat dalam menghadapi masalah.

Kemudian ketika berjalan di wilayah pesawahan, saya melihat ada satu petak sawah yang padinya sudah tinggi tapi merunduk semua. Tentu saja ini mudah dipahami, karena filosofi padi adalah, semakin berisi, semakin merunduk. Saya diingatkan kembali untuk tidak sombong dengan ilmu dan pencapaian yang saya dapatkan.

Dan terakhir dalam perjalanan kembali menuju Villa, tiba-tiba saya tertarik pada air jernih yang mengalir di selokan sepanjang pesawahan. Yang ini membuat saya lebih lama memandanginya dan mencoba memahami maknanya. Dan entah kenapa tiba-tiba saya teringat kata-kata bijak dari Bruce Lee yang terkenal yaitu , "Be Water...my friend...".

Ya, saya harus seperti air, saya hanya perlu mengalir saja dalam hidup ini, karena mengalir berarti tidak melakukan perlawanan, pasrah, ikhlas...sambil menjernihkan hati agar bisa memahami petunjuk Tuhan. Hal itu mengingatkan saya pada kata-kata Om Bob Sadino yang tampil sebagai bintang tamu dalam acara Revolusi hati Republik Ikhlas yang diselenggarakan Katahati Institute pada tanggal 22 Mei tahun 2009 yang lalu. Waktu itu Om Bob mengatakan bahwa dia tidak pernah punya rencana hidup, karena dia hanya mengikuti rencana yang sudah dirancang oleh The Master Planner kehidupannya yaitu Tuhan...dan rencana Tuhan sudah pasti baik.

So, kita hanya perlu peka mengikuti petunjuk-petunjuknya yang sebenarnya sudah bertebaran di setiap sudut alam raya, maka Insyaallah kita tidak akan tersesat dan tak perlu bersusah payah menjalani kehidupan di dunia yang sebenarnya dimudahkan untuk kita, karena sesungguhnya Tuhan menginginkan kemudahan bagi manusia dan bukan kesukaran.

Wallahualam

0 Responses