Setiap kali seseorang mendapatkan suatu masalah atau musibah, entah kenapa seringkali terlontar ucapan bahwa "ini adalah ujian dari Tuhan". Baik kata-kata tersebut diucapkan sendiri ataupun berupa nasehat dari orang lain yang berusaha menyemangati.
Dengan segala keterbatasan pengetahuan yang saya miliki, saya tidak sepenuhnya setuju bahwa semua masalah adalah ujian dari Tuhan. Karena pada kenyataannya masalah seringkali terjadi akibat perbuatan kita sendiri. Tuhan telah memfirmankannya dalam ayat-ayat kitab suci bahwa Dia tidak pernah mendzalimi manusia melainkan manusia lah yang mendzalimi diri sendiri.
Berdasarkan firman dalam ayat-ayat serupa, saya memahami bahwa ujian dari Tuhan jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan masalah yang kita ciptakan sendiri. Tetapi permasalahannya kita seringkali tidak menyadarinya. Apalagi jika penyebabnya adalah hal yang telah kita lupakan. Bahkan bisa saja kita tidak menyadari bahwa hal yang sepertinya sepele di masa lalu ternyata adalah penyebab munculnya masalah di masa sekarang.
Seseorang yang sulit mendapatkan jodoh padahal punya paras yang lumayan, bahkan lebih dari lumayan seringkali berucap, "Yah, belum dikasih jodoh aja sama Tuhan..." See? Tuhan yang disalahkan.
Seseorang yang bermasalah dengan keuangan dan walaupun sudah jungkir balik berdoa, meningkatkan ibadahnya, tapi masalah keuangannya tak kunjung selesai bahkan cenderung memburuk cenderung mengatakan, "Yah...belum dikasih rezeki saja sama Tuhan..." Another blaming, another justification!
Memang hak prerogatif Tuhan tentang kapan dan bagaimana cara Tuhan mengabulkan doa kita dan menyelesaikan masalah kita. Tetapi jika kita mau menyadari bahwa kitalah penyebab masalah kita sendiri, maka sudah sepantasnyalah kita memohon ampun karena telah berburuk sangka pada Tuhan dan melempar semua tanggung jawab pada-Nya.
Sebagai contoh, penyebab masalah keuangan bisa jadi berasal dari masa lalu yang tidak menyenangkan, ketika di masa kecilnya sang anak menyaksikan pertengkaran orang tuanya akibat masalah keuangan, apalagi yang menyebabkan perceraian. Secara tak disadari, muncul kebencian pada uang, menganggap uang sebagai sumber masalah. Akibatnya..uang pun sulit untuk dikuasainya, yang ada malah uang yang menguasainya, selalu kekurangan...bahkan jatuh pailit. Memutuskan untuk membenci uang yang sebenarnya bermanfaat adalah akar dari penyebab masalah keuangan yang dia buat sendiri walaupun secara tidak disadari.
Contoh lain, seseorang yang sulit mendapatkan jodoh, bisa terjadi akibat trauma patah hati di masa lalu, sehingga dia merasa tidak dicintai, kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak mampu mendapatkan pengganti, dan akibatnya...dia menutup diri, memberi sugesti pada diri sendiri bahwa dia tidak layak untuk dicintai, padahal jelas bukan hal itu yang dia inginkan, tetapi dia secara tidak sadar telah memutuskan untuk sulit mendapatkan jodoh.
Karena itu, sebelum memvonis bahwa permasalahan yang kita hadapi adalah ujian dari Tuhan, marilah kita sadari bahwa kitalah penyebab utamanya. Keluhan-keluhan kita, pikiran-pikiran negatif kita, dan segala keputusan kita di masa lalu dan di hari-hari kemarin, itulah yang menjadikan hidup kita seperti hari ini. Jika kita sudah tahu bahwa kitalah penyebabnya, masihkah kita akan mengatakan bahwa masalah kita adalah ujian dari Tuhan?
Setelah menyadari, selanjutnya kita hanya tinggal membersihkan diri dari program-program negatif masa lalu tersebut dengan selalu diiringi permohonan ampun pada-Nya, sehingga pada akhirnya kita benar-benar naik peringkat menjadi pribadi yang mudah disetujui doa-doanya, dan terangkatlah segala beban permasalahan hidup yang mengunci hidup kita selama ini. Insyaalloh...
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
