Hari ini saya bersyukur sekali bisa hadir dalam pertemuan Alumni Emotional Healing di rumah suhu Irma Rahayu di Legenda Wisata Cibubur, karena bukan hanya pertemuan tersebut berbonus sesi terapi gratis, saya juga mendapatkan beberapa pencerahan dari Kang Idwan tentang kesadaran dan "Miracle".
Saya tertarik sekali mendengar pemaparan Kang Idwan yang mengatakan bahwa yang namanya Miracle tidak perlu ditunggu, tapi cukup disadari, karena sebenarnya Miracle adalah siklus yang terjadi setiap saat. Tetapi kita tidak/jarang menyadarinya, makanya ketika kita baru menyadarinya, kita memberi label kejadian tersebut sebagai Miracle.
Misalnya ada seseorang yang selama ini terkungkung dalam masalah yang cukup berat menurut persepsinya. Tetapi ketika masalah emosinya diselesaikan, entah kenapa dia jadi melihat banyak kupu-kupu yang indah beterbangan di kebun halaman rumahnya. Suatu kejutan baginya sehingga dia menganggap kejadian tersebut sebagai Miracle. Padahal sebenarnya kupu-kupu itu selalu ada di sana setiap hari, tapi dia tak pernah melihatnya karena selama ini pikirannya hanya dipenuhi masalah yang dia hadapi, dia berfokus pada masalah sehingga pandangannya tertutup dari semua hal yang indah, tak mampu melihat apa yang seharusnya terlihat.
Seringkali kita berharap keajaiban datang ketika menghadapi sebuah masalah. Tetapi berharap dan menunggu keajaiban datang cenderung menjadi "keinginan untuk mengatur" kapan keajaiban tersebut harus datang, sehingga kita menjadi tidak peka pada tanda-tanda solusi yang ada di sekeliling kita yang dikirimkan Tuhan, karena pada dasarnya setiap masalah selalu satu paket dengan solusinya.
Tentu saja keajaiban terjadi melalui suatu proses yang telah ditetapkan Tuhan, dan tidak selalu terjadi secara instan. Tetapi semua ketetapan Tuhan sudah pasti akan terjadi. Hanya saja, keluhan-keluhan dan ketidaksabaran kita sering membutakan pikiran sehingga ujung-ujungnya merasa keajaiban itu tidak kunjung datang, padahal secara keseluruhan kehidupan ini adalah keajaiban.
Memang bukan hal yang mudah untuk menyadari hal ini, sebab jika logika sudah bermain, maka prinsip yang berlaku adalah "seeing is believing", padahal prinsip keajaiban adalah sebaliknya yaitu, "believing is seeing". Jadi bukan what you see is what you get, tapi what you believe is what you get.
Bagi saya mendapatkan pencerahan seperti ini saja sudah merupakan keajaiban. Kalau dipikir, dalam setahun ini saya mendapatkan banyak teman dan komunitas yang positif, belum lagi guru-guru kehidupan yang selalu mengingatkan saya dengan nasehat-nasehat bijak mereka. Ini benar-benar suatu keajaiban setelah 5 tahun terakhir saya hidup dalam pesimisme dan aura negatif.
Hidup memang ajaib. Terima kasih Ya Allah...atas semua karunia keajaiban-Mu ini :)
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
