Horang Kayah

Disaat genting, jarang orang yang bisa tetap berpikir positif. Yang terjadi adalah kepanikan, memikirkan cara bagaimana menyelesaikannya. Tentu saja berpikir dalam kondisi panik tidak akan efektif, karena cenderung mencari shortcut untuk menyelesaikannya segera, hingga tak jarang terpikirkan jalan pintas yang tidak pantas.

Keadaan genting terbagi dalam dua level:

1. Genting
2. Sangat genting

1. Keadaan genting adalah keadaan yang menyebabkan kepanikan tapi masih memberi kita rentang waktu untuk berpikir atau mencari penyelesaiannya. Misalnya hutang yang jatuh tempo esok hari sedangkan kita belum dapat uang untuk membayarnya. Atau sudah kehabisan uang sedangkan gajian masih dua minggu lagi tapi anak-anak butuh biaya. Atau ketika suami/istri kita akhirnya menggugat cerai setelah lama berselisih, sedangkan kita ingin sekali mempertahankan pernikahan.

2. Keadaan sangat genting adalah kondisi dimana kita sulit menguasai diri, seolah tak ada pilihan lain, kondisi dead or alive, kondisi ketika kita tak tahu harus berbuat apa lagi. Misalnya ketika terancam bahaya, ketika orang yang kita sayangi tengah sekarat dan tak terlihat ada harapan hidup, ketika mengalami kesedihan mendalam yang sering berujung pada keinginan mengakhiri hidup, dll kondisi yang menyebabkan kita putus asa.

Masihkah afirmasi berguna untuk menghadapi keadaan genting dan sangat genting?

Sepengetahuan saya dan berdasarkan pengalaman, saya menemukan bahwa afirmasi tetap bisa berguna sebagai pengiring doa untuk menetralisir keadaan, separah apapun kejadian saat itu.

* Menghadapi saat genting
Contoh Afirmasi yang bisa diucapkan adalah:

  • Semua akan baik-baik saja
  • Insyaalloh ada rezeki untuk besok
  • Walaupun mustahil bagi saya, tapi tak ada yang mustahil bagi Tuhan
  • Meskipun dokter memvonis saya cacat, bukan hal mustahil bagi Tuhan untuk menyembuhkan saya secara total.
* Menghadapi situasi sangat genting
Dalam situasi seperti ini, ketika kita sulit menguasai diri, yang bisa kita lakukan adalah total surrender pada Tuhan, karena jika tak ada yang mampu menolong, siapa lagi yang akan menolong kita selain Tuhan. Maka contoh Afirmasi yang bisa diucapkan adalah:

Kalimat pasrah I:
"Terjadilah apa yang harus terjadi untuk kebaikan".

Perhatikan penggunaan kata "untuk kebaikan". Bahkan dalam kondisi segenting apapun, kita harus yakin bahwa apapun yang terjadi nanti adalah untuk kebaikan. Dengan begitu kita tetap mengusahakan untuk berbaik sangka pada Tuhan, dan Insyaalloh hasilnya pun baik.

Kalimat pasrah II:
Kalimat pasrah total yang ini adalah kalimat setup yang digunakan dalam Spiritual Emotional Freedom Techniques (SEFT), dan ternyata efektif untuk diucapkan sebagai afirmasi walaupun tanpa melakukan tapping.
  • Ya Tuhan, meskipun hidup saya di ujung tanduk, saya ikhlas menerima keadaan ini dan saya pasrahkan sepenuhnya kepada-Mu hidup saya."
  • Ya Tuhan, meskipun saya panik karena tak ada uang untuk bayar hutang, saya ikhlas menerima perasaan panik ini, dan saya pasrahkan sepenuhnya kepada-Mu solusi untuk masalah ini."
  • Ya Tuhan, meskipun hati saya hancur karena mendadak ditinggalkan pasangan di hari pernikahan kami, saya ikhlas menerima perasaan hancur ini, dan saya pasrahkan sepenuhnya pada-Mu kebahagiaan dan kedamaian hati saya.
Setelah itu, sambil menunggu situasi genting berlalu, sering-seringlah mengucapkan:
"Ya Tuhan, saya ikhlas, saya pasrah..."

Apakah afirmasi/doa seperti ini akan mengundang keajaiban?
Sepanjang pengalaman saya miracle itu selalu datang walaupun bentuknya belum tentu sesuai harapan. Misalnya ketika dikejar hutang, yang terjadi bukanlah hutang itu tiba-tiba lunas, tapi hati mendadak tenang seolah tak ada beban, dan si penagih bersedia memberi perpanjangan waktu. Meskipun bentuknya seperti itu, tetap saja harus disyukuri karena atas izin Tuhan lah kejadian mengerikan yang dibayangkan ternyata tak terjadi.

Afirmasi mungkin tidak akan mengubah keadaan, tapi jelas jauh lebih baik daripada mengatakan kalimat-kalimat negatif seperti:
"Mati aku! Ga ada duit buat bayar hutang besok!"
"Hancur sudah hidupku, orang-orang pasti akan menjauhiku karena aku cacat."
"Berakhirlah sudah pernikahan yang kubina selama puluhan tahun ini..."

Kata-kata berpengaruh pada perasaan. Memilih kata-kata positif dalam situasi genting masih jauh lebih bermanfaat daripada mengucapkan kata-kata negatif yang sebenarnya bukan hal yang kita inginkan, dan juga bukan kata-kata yang ingin kita ucapkan.

Percayakan urusan kita pada Tuhan. Karena kenyataan yang akan terjadi belum tentu seburuk yang dibayangkan. Hukum LOA memang mengatakan pikiran negatif akan menarik kejadian negatif. Tapi tetap saja tak akan berlaku tanpa izin-Nya, terutama ketika kita pasrah pada-Nya walaupun di tengah ketakutan.

Libatkan Tuhan dalam semua ucapan, gerak dan langkah kita. Insyaalloh selalu ada jalan keluarnya.

0 Responses