Kadang saya ingin kembali ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan, untuk mengubah peristiwa yang tidak saya inginkan. Kadang pula saya ingin pergi ke masa depan, untuk melihat jadi apakah saya di masa depan. Apakah berhasil meraih cita-cita saya? Atau justru sebaliknya?
Tapi lebih seringnya saya berkhayal kembali ke masa lalu. Untuk memperbaiki hal-hal yang pernah saya sesali. Misalnya:
Tapi itu tidak seberapa, saya malah pernah berkhayal menemukan lorong waktu, menembus masa lalu, dan menikah dengan putri kerajaan yang tak sengaja ditemui ketika sang putri sedang mandi di kali 

Setelah lama melakukan pencarian, akhirnya saya sadar bahwa perjalanan waktu ternyata bisa dilakukan. Dan kita tak butuh alat super canggih ciptaan profesor jenius untuk melakukannya.
Ah, yang bener? Sumpe lo?
Ya, saya ga bohong.
Kita bisa kembali ke masa lalu...melalui memori yang tersimpan di otak kita.
Dan kita bisa melakukan perjalanan ke masa depan...melalui imajinasi kita, melalui gambaran tentang kehidupan seperti apa yang kita inginkan di masa depan.
Dengan mengakses memori untuk kembali ke masa lalu, memang tak ada yang bisa dilakukan untuk mengubah hal yang telah terjadi. Tapi saya bisa mengubah persepsi terhadap kejadian yang pernah saya alami. Saya harus berterimakasih pada peristiwa-peristiwa tidak menyenangkan tersebut. Karena tanpa semua itu, mungkin saya tak akan pernah belajar arti hidup, mungkin saya tak akan bisa memahami perasaan orang yang mengalami peristiwa seperti yang saya alami. Dan yang lebih penting, mungkin saya tak akan pernah belajar untuk mengembangkan diri.
Dengan melakukan perjalanan ke masa depan melalui imajinasi, saya telah membuat cetak biru masa depan yang saya inginkan. Mungkin bisa terjadi, mungkin juga tidak. Keputusan ada di tangan Tuhan. Yang penting saya sudah membuat proposal hidup. Dan baru-baru ini seorang trainer memberitahu saya bahwa Tuhan tidak pernah memberikan yang baik-baik.
Hah? Apa? Kurang ajar! Jadi maksud kamu Tuhan itu jahat ya?
Weits! Dengerin dulu dong sampai selesai. Tuhan memang tidak pernah memberikan yang baik-baik. Karena Tuhan selalu memberikan YANG TERBAIK.
So let's go back to the past, to forgive our past mistakes.
And let's start time travelling to the future, to create blue print of the life we want.
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
