Horang Kayah

Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS Az-Zalzalah: 7-8)

Ucapan kita, perbuatan kita, pada dasarnya akan memantul kembali pada diri kita. Dengan kata lain, hukum tabur tuai berlaku. Bicara soal hukum tabur tuai, saya jadi teringat beberapa kejadian yang berhubungan dengan hukum tabur tuai.

Ketika saya memutuskan hubungan dengan seorang wanita dengan cara yang menyakitkan, 3 tahun kemudian saya ditinggal pergi oleh orang yang saya cintai dengan cara yang lebih menyakitkan lagi.

Dulu, sering ada teman atau saudara yang datang pada saya untuk pinjam uang karena keperluan mendesak, seperti butuh biaya sekolah anaknya dll, tapi saya tidak meminjamkan sama sekali. Pertama karena memang saya tidak punya sejumlah uang yang mereka butuhkan, dan yang kedua karena dasar sayanya saja yang pelit Photobucket Beberapa tahun kemudian, ketika krisis finansial melanda, barulah saya merasakan betapa sulitnya mendapat pinjaman, betapa sedihnya ketika orang menolak memberi pinjaman dengan berbagai alasan. Bahkan saya merasakan betapa sulitnya mulut ini berkata-kata ketika mau pinjam uang pada seseorang.

Beberapa bulan yang lalu seorang teman dengan gigih memprospek saya agar mau bergabung dalam MLM. Tapi kegigihannya malah membuat saya kesal hingga akhirnya saya mengacuhkan setiap telepon dan sms darinya. Tak lama kemudian, ketika saya menghubungi seorang teman untuk bertanya soal properti, awalnya teman tersebut menanggapi, tapi mungkin karena saya terlalu banyak tanya atau salah kata, akhirnya teman saya tersebut tak mau lagi menanggapi telepon dan sms dari saya. Emang enak dicuekin? Photobucket

Seorang teman senang sekali meng-go-block go-block kan orang lain. Tapi tak lama kemudian dia mengalami suatu kejadian dimana dia di go-block-go-blockin dan direndahkan orang lain sampai dia stress berat karena merasa terhina.

Jika kita sering membicarakan kejelekan orang lain, jangan harap kita tak akan dijelek-jelekkan orang lain. Jika kita senang menyusahkan orang lain, jangan harap urusan kita akan dimudahkan orang lain. Semua perbuatan baik atau buruk pasti ada balasannya, cepat atau lambat, di dunia atau nanti di akhirat. Maka sudahkah kita menyadari apa yang sering kita tabur? Lebih banyak benih kebaikan atau keburukan? Semoga kita selalu diberi kemampuan untuk menabur benih kebaikan yang berbuah kebahagiaan.

0 Responses