Horang Kayah

Suatu kejadian tak terduga mengharuskan saya membayar sejumlah uang yang nilainya hanya 200 ribu rupiah, tapi saya sudah tidak punya uang sebanyak itu, saya hanya punya sedikit sisa uang untuk beberapa hari sebelum gajian tiba. Dan saya hanya diberi waktu sampai jam 6 sore.

Terus terang, disaat urgent seperti itu saya sulit untuk berpikir jernih. Yang terpikirkan hanyalah bagaimana cara mendapatkan uang itu. Saya seperti kehilangan akal, saya membayangkan dapat transferan, mengharapkan uang jatuh dari langit. Lalu saya pun pergi ke ATM untuk mengecek saldo, dan tentu saja...tidak terjadi apa-apa. Di rekening saya hanya ada saldo yang tinggal 10 ribuan lagi.

Kemudian saya coba pinjam pada teman, tapi tidak berhasil karena teman-teman pun sedang krisis di tanggal-tanggal tua seperti ini. Akhirnya terpikirkan untuk menarik cash dari kartu kredit. Tapi...ternyata saldo kredit yang tersedia sudah tidak memungkinkan untuk menarik cash.

Kemudian barulah saya sadar, saya pun berusaha me-release kecemasan sambil dibarengi istighfar. Setelah perasaan mulai nyaman, saya tiba-tiba teringat kalau bulan lalu saya dapat proyek terjemahan yang belum dibayar. Tapi sistim administrasi yang diberlakukan di penerbit tersebut membuat transferan honor hanya bisa dilakukan 2 kali dalam sebulan. Dan itu artinya seharusnya saya sudah dapat honornya bulan ini. Saya pun menelepon penerbit, tapi alangkah shocknya saya ketika mendengar kabar bahwa terjadi kesalahan di bagian keuangan yang menyebabkan honor saya baru bisa dibayar bulan depan. Kesal tentu saja, tapi saya berusaha tetap tenang dan mengikhlaskannya.

Kemudian saya ingat lagi, ada klaim uang kesehatan yang belum di-reimburse. Saya tanya ke admin kantor, tapi kembali saya lemas, karena ternyata reimburse uang kesehatan saya baru akan dibayarkan tanggal 25. Lemas sudah rasanya, bahkan mendekati putus asa. Saya tidak tahu harus kemana lagi cari uang. Pulang ke kostan, saya terduduk lemas di lantai kamar, sampai menitikkan air mata karena merasa tak berdaya. Waktu semakin merayap mendekati maghrib, saya hanya bisa berusaha me-release kesedihan dibarengi dengan istighfar. Dan tak lama kemudian, perasaan saya terasa seperti berada di awang-awang, terasa mengambang, pasrah total...saya hanya bisa berkata dalam hati, "Terjadilah apa yang harus terjadi..."

Beberapa saat kemudian, saya dikejutkan oleh SMS yang masuk. Dengan malas saya meraih HP, "Paling juga yang kirim ucapan selamat puasa," pikir saya, karena dari pagi saya menerima ucapan selamat puasa tanpa henti. Tetapi...alangkah kagetnya saya, karena ternyata itu adalah notifikasi SMS Banking yang menginformasikan adanya transferan sejumlah Rp.190.000 masuk ke rekening saya. Dari jumlahnya saya tahu itu reimburse uang kesehatan yang menurut admin kantor baru akan dibayarkan tanggal 25.

Merasa dapat keajaiban, saya langsung melesat ke ATM, dan karena di rekening saya masih ada saldo 10 ribuan, maka saya bisa genap mendapatkan uang sejumlah 200 ribu rupiah, persis seperti yang saya butuhkan. Saya pun langsung mentransfernya ke pihak yang meminta, sehingga pembayaran bisa dilakukan tepat pada waktunya.

Setiba kembali di kostan, saya sampai sujud syukur sambil berlinang air mata, saking merasa bahagia Tuhan mengabulkan permintaan saya. Mungkin orang bisa bilang itu kebetulan, tapi bagi saya tak ada yang namanya kebetulan, itu adalah sebuah keajaiban besar, sebuah bukti dari kekuatan pasrah, berserah diri...total surrender, karena jika tak ada orang yang bisa menolong, siapa lagi yang bisa selain Tuhan.

0 Responses