Horang Kayah

Menyampaikan kebaikan adalah kewajiban.

"Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat," demikian sabda Rasulullah SAW.

Saya yakin kita semua senang menyampaikan kebaikan. Saya yakin anda semua sering melakukannya. Tapi pertanyaannya, apakah kita sama dengan calo angkot?

Maksut looo?

Begini maksud saya. Calo angkot menyeru pada para calon penumpang untuk naik ke dalam angkot/bis dengan iming-iming mobil akan segera berangkat, walaupun kenyataannya ada juga yang nunggu sampai penuh sesak dulu baru berangkat.

Tapi terlepas dari iming-imingnya benar atau tidak, ada satu hal yang hampir pasti. Calo angkot nyaris tak pernah ikut naik angkot/bis tersebut kecuali kalau dia merangkap kernet, atau nebeng sampai tempat tertentu dalam rangka ngirit.

Terus, apa hubungannya dengan menyampaikan kebaikan?

Hubungannya erat. Karena dalam hal menyampaikan kebaikan kita perlu menyadari apakah kita menyerukannya dibarengi dengan mempraktekkannya? Atau tidak?

  • Apakah kita suka menasehati orang supaya sedekah tapi kitanya sendiri jarang sedekah?
  • Apakah kita selalu menyuruh anak-anak kita untuk rajin ibadah tapi kita sendiri santai-santai saja?
  • Apakah kita suka berpesan untuk memudahkan urusan orang lain kalau ingin urusan kita dimudahkan, tapi kita sendiri sering mempersulit urusan orang lain?
  • Apakah kita menentang korupsi tapi kita sendiri suka korupsi waktu? Mengambil barang milik perusahaan walaupun hanya sebatang pensil dan mengklaimnya sebagai hak karyawan? Mengakali uang kesehatan dengan kwitansi palsu?
Jika kita tidak mempraktekkan kebenaran yang kita serukan lantas apa bedanya kita dengan calo angkot?

Semoga semua kebaikan yang kita sampaikan benar-benar merupakan perwujudan dari keseharian kita.

0 Responses