Horang Kayah

Ada sebuah adegan dan dialog yang sangat membekas di hati saya ketika menonton film kedua dari Trilogi The Lord of The Ring yaitu The Two Towers. Di malam hari disaat semua pria termasuk anak-anak kecil yang berlindung di Benteng Helm’s Deep disiapkan untuk menghadapi serangan bala tentara Sauron yaitu monster-monster Uruk-hai yang ganas, Aragorn sang tokoh utama duduk sambil memperhatikan keadaan di sekelilingnya. Dengan minimnya kekuatan bala tentara yang ada saat itu, dia paham bahwa peluang untuk memenangkan perang tersebut sangatlah kecil. Disaat itu perhatiannya tertuju pada seorang anak kecil yang tengah memegang sebilah pedang dengan tatapan kebingungan. Aragorn pun menegur anak itu.

Give me your sword,” pinta Aragorn. “What is your name?
Anak itu pun menyerahkan pedangnya sambil menjawab, “Háleth, son of Háma, my lord”.

Suasana hening sesaat...dan tak lama kemudian dengan nada putus asa Háleth berkata, “The men are saying that we will not live out the night. They say it is hopeless!

Mendengar itu Aragorn tidak langsung menjawab, dia berdiri dan mengayun-ayunkan pedang milik Háleth. Kemudian dia menoleh pada Háleth dan berkata, “This is a good sword, Háleth, son of Háma.

Háleth hanya terdiam. Aragorn pun menyerahkan kembali pedang itu pada Háleth, lalu berjongkok di depannya dan memegangi kedua bahu Háleth sambil berkata, “There is always hope...”

Sungguh kata-kata yang sangat bijak yang menumbuhkan semangat ditengah keputusasaan. Moral dari dialog tersebut adalah, dalam keadaan sesulit apapun tetap ada harapan selama kita tetap teguh menggenggam pedang keyakinan. Sesulit apapun kondisi anda saat ini, apakah anda punya hutang milyaran, atau frustasi karena selalu patah hati, atau punya penyakit yang tak kunjung sembuh, harapan itu selalu ada, selama kita percaya. Karena Tuhan dan keajaiban-Nya hanya ada untuk mereka yang percaya.

0 Responses