Ketika ada seorang sahabat meminta tolong pada saya, minta dipinjami sejumlah uang karena dia dikejar-kejar hutang, jujur saja saya ingin menolongnya, terlepas apakah dia bohong atau benar-benar butuh. Karena memang adakalanya orang yang butuh uang mendramatisir cerita agar dikasihani.
Saat itu saya minta maaf karena tak bisa membantunya, karena saya sendiri juga masih bergaji 10 koma alias tanggal 10 sudah koma hehehe. Saya hanya membantu doa dan memberi nasehat agama. Tapi tak disangka dia malah marah-marah karena dia bilang tak butuh ceramah, dia bilang "Saya butuh duit! Ini urgent! Percayalah! Tolong saya! Tolong pinjam dulu sama teman kamu kek! Nanti saya ganti kok! Demi Alloh!"
Seandainya saat itu saya punya uang sebanyak yang dia minta, mungkin saya tak akan banyak hitungan, pasti saya kasih. Tapi kalau dalam keadaan sedang boke, apa mau dikata?
Akhirnya teman saya pun pulang tanpa hasil. Saya mengiringi kepergiannya dengan hati pedih karena tak mampu membantunya. Tapi kemudian saya teringat pepatah dari seorang mentor saya yang mengatakan, "Semua orang bertanggungjawab atas kehidupannya masing-masing."
Ya, memang semua orang memiliki takdirnya masing-masing. Dan hanya mereka yang mampu mengubah takdirnya masing-masing. Sesuai firman Alloh yang mengatakan:
"Sesungguhnya Alloh tak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” (QS 13:11)
Kita bisa mendoakan keselamatan, minta rezeki untuk orang lain, tapi tetap saja kewajiban mereka sendiri untuk meminta langsung pada-Nya, kewajiban mereka sendiri untuk berserah diri pada-Nya.
Semoga sahabat saya khususnya dan semua orang yang saat ini kebetulan sedang menjalani 'proyek kehidupan' di bidang finansial, dimudahkan rezekinya, dilunaskan hutang-hutangnya, dan diberi keberlimpahan yang bermanfaat dunia akhirat.
Ya Alloh, jadikanlah kami jalan pembuka pintu rezeki-Mu untuk orang-orang yang membutuhkan pertolongan-Mu. Amin Ya Robbal Alamin.
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
