Hidup kita saat ini adalah hasil dari keputusan-keputusan hari kemarin. Baik atau buruk, semua adalah hasil keputusan kita sendiri. Tuhan tidak pernah mendzalimi manusia, tapi manusialah yang mendzalimi diri sendiri. Seringkali manusia menyalahkan Tuhan karena masalah yang dia buat sendiri, atau menyalahkan Tuhan karena merasa Tuhanlah yang menjadikan mereka orang yang selalu salah membuat keputusan.
Seorang pensiunan memutuskan untuk menggunakan uang pensiunnya demi ikut investasi dalam sebuah bisnis "menguntungkan" yang ditawarkan oleh sahabatnya. Belum sebulan, ternyata ketahuan kalau bisnis itu fiktif, sahabatnya menghilang entah kemana, dan raib pula lah uang pensiunnya.
Seorang pria diperingatkan oleh teman-temannya untuk tidak menikahi seorang wanita yang dia cintai karena menurut teman-temannya, wanita itu tidak baik untuknya. Tapi tetap saja dia memutuskan untuk menikahi wanita itu. Dan ternyata di kemudian hari wanita itu meninggalkannya demi pria lain. Sang pria pun larut dalam penyesalan karena tidak mau mendengarkan nasehat teman-temannya.
Jika dianalisa secara umum, dua contoh kasus di atas berawal dari keputusan yang salah. Tetapi jika kita mau memandangnya dari sisi positif, sebenarnya tidak ada keputusan yang salah. Benarkah begitu?
Ya, karena seseorang membuat keputusan berdasarkan pengetahuan dan sumber-sumber yang dia miliki "pada saat itu".
Pensiunan dalam cerita di atas menginvestasikan uangnya berdasarkan pengetahuan dan sumber yang dia miliki saat itu, yaitu "Bisnis ini dikelola oleh sahabatnya, dan bisnis ini menguntungkan."
Pria dalam cerita di atas hanya memiliki pengetahuan dan sumber-sumber yang baik tentang wanita yang dia cintai. Dia merasa lebih tahu siapa kekasihnya, sehingga tidak menghiraukan nasehat teman-temannya.
Seorang wanita yang memutuskan untuk menjual tubuhnya karena terdesak kebutuhan hidup kemungkinan tidak memiliki pengetahuan dan sumber-sumber lain untuk keluar dari masalah hidupnya. Yang terpikirkan hanyalah "solusi yang cepat", walaupun berakibat penyesalan. Walaupun sebenarnya ada solusi lain yang lebih baik, tapi dia tak mampu melihatnya "saat itu", sehingga itulah keputusan terbaik yang bisa dia lakukan "saat itu".
Pepatah mengatakan, "Jangan sesali langkah yang telah kita ambil".
Pepatah lain mengatakan, "Lakukan saja walaupun hasilnya salah".
Meski demikian bukan berarti kita bebas sembarangan membuat keputusan yang salah. Bukan berarti kita boleh menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dengan keputusan yang salah. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah "perubahan persepsi" agar kita tidak menyesali langkah dan keputusan yang telah kita ambil, jika ternyata hasilnya salah. Karena sesungguhnya tak ada satu pun hal yang sia-sia dalam kehidupan ini. Selalu ada pembelajaran yang bisa diambil dari suatu kesalahan, dan selalu ada solusi untuk keluar dari masalah yang disebabkan oleh kesalahan keputusan.
Kesalahan membuat keputusan adalah sebuah proses yang diperlukan untuk menyingkap tirai kebenaran yang akan menjadikan kita pribadi yang lebih tangguh dan lebih siap dalam menerjang arus kehidupan.
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
