Horang Kayah

Saya teringat di akhir pelatihan Mind Focus yang diadakan oleh Katahati Institute di Hotel Grand Flora Kemang pada awal bulan Februari 2009, Erbe Sentanu atau biasa akrab dipanggil Mas Nunu berpesan bahwa pelatihan yang sebenarnya bukanlah di ruangan hotel ini, tetapi di luar sana, dalam kehidupan sehari-hari.

Disaat bulan Ramadhan tahun ini berakhir, mendadak saya teringat pesan Mas Nunu tersebut. Kalau dipikir, bulan puasa pun hanyalah pelatihan singkat selama satu bulan. Sedangkan pelatihan yang sebenarnya adalah dalam waktu 11 bulan di luar bulan Ramadhan.

Jika di bulan ramadhan orang giat beribadah, menahan bicara yang tidak perlu, menahan pandangan yang tidak diperbolehkan dll, lalu kenapa orang tidak melakukan semua itu di luar bulan ramadhan? Kenapa tetap banyak keluh kesah yang keluar dari lisan kita? Kenapa begitu banyak celaan pada orang lain yang mengotori lisan kita?

Sudah seharusnyalah kita mulai dengan puasa sebenarnya, puasa abadi yang indah, ketika lisan dan pikiran kita tak mudah berkeluh kesah menghadapi situasi sesulit apapun, ketika mulut kita tak lagi gatal ingin mengomentari dan menertawakan kesalahan yang dilakukan orang lain.

Untuk memulai puasa yang sebenarnya ini, kita ambil satu contoh saja dulu dari sekian banyak hawa nafsu yang harus dikendalikan, yaitu "mengeluh". Mengeluh adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan dan paling sulit untuk dihilangkan. Ada saja hal yang mudah untuk dikeluhkan, apakah itu masalah keuangan, relationship, pekerjaan, cuaca, dll.

Mengeluh adalah musuh besar yang menjadi penghambat perkembangan diri, juga penghambat terkabulnya doa-doa dan keinginan-keinginan kita, karena mengeluh mencerminkan rasa tidak bersyukur. Padahal selalu ada yang bisa disyukuri dari keluhan-keluhan tersebut. Misalnya ketika mengeluh karena cuaca panas, seharusnya kita bisa bersyukur karena masih bisa merasakan panas. Karena kalau tidak merasakan apa-apa berarti kita sudah jadi mayat hehehe.

Dan yang jelas, mengeluh tidak akan memecahkan masalah yang kita hadapi. Mengeluhkan kekurangan uang atau hutang yang bertumpuk tidak akan lantas membuat segepok uang jatuh di pangkuan kita. Seorang teman bahkan berkata "Mengeluh = rezeki jauh". Mengeluh menjadikan fokus terletak pada rasa kekurangan dan rasa tidak memiliki. Padahal itu bukanlah hal yang diinginkan. Orang yang Sering mengeluh sana-sini setiap saat setiap waktu hanya akan menjatuhkan harga dirinya sendiri, bahkan membuat teman-temannya yang awalnya sangat dekat dengannya menjadi jauh. Karena pada dasarnya tak ada orang yang suka dengan pengeluh. So, jika kita sudah tahu itu dan bahkan sering mendengarnya, kenapa kita tidak juga berhenti mengeluh?

Kita? Elu kaleee... Photobucket

Memang bukan hal yang mudah untuk mengendalikan keluhan, terutama jika posisi sedang berada di ujung tanduk. Tetapi sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan. Tetap berprasangka baik pada Tuhan akan jauh lebih bermanfaat daripada mengeluhkan penderitaan. Karena bukan mustahil keajaiban akan terjadi begitu kita sudah mampu meyakini bahwa Tuhan maha besar, sehingga yang kita lakukan adalah membesarkan Tuhan, bukan membesarkan masalah.

Di sebuah milis saya mendapatkan tips untuk belajar mengendalikan keluhan. Tips yang sangat bagus untuk mulai berpuasa mengeluh. Tips tersebut menyarankan untuk mencoba stop mengeluh satu jam saja dulu. Jika berhasil, lanjutkan dengan jam berikutnya dan seterusnya...dan seterusnya...

Ya, tak perlu susah payah pasang target yang terlalu lama seperti 40 hari misalnya. Kita coba dulu dalam satu jam saja. Lalu perhatikan, masihkah ada keluhan yang terucap di mulut? Bukan hanya yang terucap, tapi juga yang terlintas di pikiran. So, yang kita lakukan adalah mencoba menghentikan keluhan lisan dan pikiran. Jika bisa menahan keluhan sampai satu hari, itu sudah benar-benar hebat. Dan yang harus dilakukan kemudian adalah...Lanjutkan!! Photobucket

Mari kita sama-sama belajar untuk mengendalikan keluhan dan menjadi pribadi yang senantiasa optimis menjalani kehidupan.

Yu mareee... Photobucket

0 Responses