Saya menerima kritikan dari beberapa teman, karena selama ini mereka suka baca tulisan-tulisan saya baik di blog ini ataupun di beberapa forum dan milis. Kata mereka, banyak tulisan saya yang memberi pencerahan, dan mereka sangat berterimakasih. Tapi begitu mereka tahu siapa saya, khususnya ketika meng-add saya di FB, pandangan mereka berubah 180 derajat. 
Why? Because I'm not who they think I am hehehe.
Ada yang mengira saya sudah berumur di atas 40 tahun, bahkan disangka berumur 50 tahunan. Ada yang mengira saya adalah sosok bijak yang berkharisma besar. Tapi yang lebih salah lagi kalau ada yang mengira saya adalah pria setengah baya yang berjenggot panjang, bersorban, dan berbaju gamis. Walah, jauh banget. 
Well, terlepas dari seperti apa mereka menilai bentuk fisik dan penampilan saya, ternyata ada yang lebih kecewa lagi karena saya tidak sebijak seperti apa yang saya tulis. Apalagi kalau baca status FB saya yang seringkali nyleneh, bercanda yang kelewatan, dan kadang...masih kelepasan untuk mengeluh 
Tapi jika anda baca judul dari blog ini, maka akan jelas bahwa saya bukanlah seorang trainer atau motivator atau seorang spiritualis. Saya hanyalah seorang "Lifelong Learner", mahasiswa abadi di universitas kehidupan yang sedang dalam proses metamorfosa. Dalam perjalanan menuju perubahan itu, tak mungkin bagi saya untuk secara drastis mengubah karakter dan hal-hal lain yang mungkin sudah tidak patut dilakukan oleh orang seusia saya.
Saya juga bukan orang yang bebas dari masalah, karena saat ini pun masih ada proyek kehidupan yang belum terselesaikan. Tapi itu bukan halangan untuk berbagi ilmu dengan orang banyak. Saya tak perlu jadi orang sukses dulu untuk berbagi ilmu. Kalau Pak Mario Teguh bilang, "Tidak perlu menunggu senjata lengkap untuk maju berperang". Lagipula definisi sukses bisa berbeda-beda untuk tiap orang. Dan bagi saya sendiri, saya sudah sukses menjalani peran demi peran yang saya mainkan dalam kehidupan ini.
Tentu saja saya punya rencana untuk membentuk kepribadian yang lebih baik dari hari ke hari. Tapi saat ini saya menikmati dulu prosesnya. Karena saya tak mau sok ikhlas, sok bijak, tapi menjerit dan merana di balik topeng kebijakan itu. Apa yang saya tuliskan selama ini adalah writing therapy yang intinya adalah untuk mengingatkan diri sendiri, dan juga mengacu pada pepatah yang mengatakan, "Jika ingin menjadi sesuatu, maka bersikaplah seolah kau sudah menjadi sesuatu itu".
Bersikap seolah tentu saja beda dengan 'sok', karena saya tetap mengakui dan jujur bahwa saya pun bisa down, bisa sesekali mengeluh, bisa sedih, dan bisa stress. Ya iya laah... saya juga manusia kok. Bahkan Nabi saja bisa menangis ketika kehilangan orang-orang yang disayanginya. Lebih dari itu, 'bersikap seolah' sebenarnya bukanlah sikap yang harus ditujukan pada orang lain, tetapi pada diri sendiri. Karena pikiran bawah sadar tidak bisa membedakan imajinasi dan kenyataan. So, dengan 'bersikap seolah', saya sedang menyusun blueprint masa depan yang saya impikan, dan pikiran bawah sadar saya akan bekerja mengikuti gambaran yang saya rancang. Sehingga dengan izin Tuhan, Insyaalloh saya akan dibimbing menuju pintu-pintu kesuksesan yang saya impikan tersebut.
Yang penting saya tidak 'bersikap seolah' agar mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang-orang yang merasa tercerahkan oleh tulisan saya. Dan saya harus selalu menyadari itu.
Lalu kenapa saya buat blog ini dan membuat tulisan-tulisan bernuansa pencerahan? Karena saya senang berbagi. Sebab untuk sementara ini saya belum bisa berbagi duit, tapi saya bisa berbagi ilmu hehehe. Selain itu, saya juga menulis untuk mengecek sejauh mana pemahaman saya tentang ilmu-ilmu kehidupan yang saya pelajari. Bahkan tak jarang saya belajar dari tulisan saya sendiri. Karena kadang saya bingung sendiri, kok bisa ya saya menulis seperti itu? Apa bener saya yang bikin tulisan itu? 
So, apapun pendapat orang tentang saya, saya tak akan lantas berhenti berbagi ilmu hanya karena kritik yang mengatakan karakter saya tidak sesuai dengan tulisannya. Mohon maaf untuk yang kecewa, tapi inilah saya apa adanya. 
0 Responses
Post a Comment
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
